Bandung,lensanusantara.my.id-1 Oktober 2025 – Festival Baso Juara kembali digelar di Kota Bandung untuk ketujuh kalinya pada 3–5 Oktober 2025. Acara kuliner tahunan ini menjadi wadah apresiasi kekayaan kuliner Jawa Barat, khususnya bakso, yang telah melekat sebagai ikon kuliner masyarakat Sunda.
Sejak pertama kali digelar pada 2016, Festival Baso Juara konsisten menghadirkan pengalaman kuliner sekaligus hiburan masyarakat. Tahun ini, acara dipusatkan di Cikapundung River Spot, Braga, Bandung, mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB dengan tema “Rame Baso, Rame Budayana” serta tagline “Hayu Ngabaso”.
Pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai kegiatan, mulai dari ribuan mangkok bakso gratis, hingga ratusan tenant kuliner seperti mie bakso, mie kocok, lotagor, hingga makanan dan minuman viral kekinian. Tak hanya itu, festival juga menghadirkan lomba masak, talkshow, lomba kelompot, live music, penampilan komunitas, hingga doorprize menarik.
Suasana ikonik kawasan Braga dipercaya akan semakin memperkuat daya tarik festival ini. Festival Baso Juara bukan hanya sekadar pesta kuliner, tetapi juga menjadi destinasi wisata budaya dan hiburan yang ditunggu masyarakat.
Namun, penyelenggara juga menyampaikan permohonan maaf atas perubahan lokasi acara. Semula festival direncanakan berlangsung di Cikapundung River Spot, tetapi berdasarkan arahan langsung dari Wali Kota Bandung, lokasi dipindahkan ke Lapangan Taman Dewi sartika. Balai Kota Bandung (Jl. Wastukancana No.2, Babakan Ciamis, Kota Bandung) demi kelancaran dan kenyamanan pengunjung.
“Kami berharap dukungan seluruh pihak agar Festival Baso Juara 2025 dapat terselenggara dengan lebih tertib, aman, dan kondusif. Mari warga Bandung dan sekitarnya meramaikan festival ini,” ujar Putri Valentina Bakkara, Marketing Festival Baso Juara 2025.
Festival Baso Juara telah menjadi agenda kuliner tahunan yang selalu ditunggu masyarakat. Kehadiran ratusan tenant dan program hiburan diharapkan mampu memberikan pengalaman berbeda bagi para pecinta kuliner serta menjadi ajang promosi UMKM lokal.
Redaksi/lensanusantara
